Efikasi Diri

Efikasi diri (Self-efficacy) memiliki arti sebagai keyakinan individu atas kemampuan yang dimilikinya (Bandura, 1986). Berdasarkan keyakinan ini individu dapat memanfaatkan secara optimal setiap pengetahuan dan keterampilan yang dimiliki untuk melaksanakan tugas guna mencapai suatu tujuan. Keyakinan yang kuat atas kemampuan diri akan menentukan kegigihan, ketekunan dan keuletan individu dalam melaksanakan tugas atau mencapai tujuan.

Self Efficacy menurut Santrock (2007) adalah kepercayaan seseorang atas kemampuannya dalam menguasai situasi dan menghasilkan sesuatu yang menguntungkan. Niu (2010) menyebut self efficacy adalah hasil interaksi antara lingkungan eksternal, mekanisme penyesuaian diri serta kemampuan personal, pengalaman dan pendidikan. Stipek (2001, dalam Santrock, 2007) menjelaskan bahwa self efficacy adalah kepercayaan seeorang atas kemampuannya sendiri. Jadi bisa dibilang self efficacy adalah keyakinan seseorang mengenai sejauh mana ia mampu mengerjakan tugas, mencapai tujuan, dan merencanakan tindakan untuk mencapai suatu goal.

Efikasi diri penting untuk mendukung performansi individu dalam bekerja sebab efikasi diri yang baik akan mendorong individu mencapai tujuan. Pada studi yang dilakukan terhadap sekelompok mahasiswa saat menghadapi ujian tertulis yang dilakukan oleh Sanna & Pusecker (dalam Baron & Byrne, 1997), menemukakan bahwa, ketika individu berharap untuk dapat bekerja dengan baik, maka mereka juga akan mengharapkan suatu evaluasi diri yang positif dan hasilnya akan berpengaruh positif pada performansi mereka. Sebaliknya, harapan akan suatu pelaksanaan tugas yang buruk akan diasosiasikan dengan evaluasi diri yang negatif dan tentunya akan merusak performansi mereka.

Bandura (1994) mengatakan bahwa individu dengan efikasi diri tinggi akan menghubungkan kegagalan dengan usaha yang tidak cukup atau kurangnya pengetahuan atau keahlian, yang semuanya masih dapat ia peroleh. Individu akan menghadapi situasi yang mengancam dengan kepastian bahwa ia

dapat berlatih untuk mengontrol situasi tersebut. Efikasi diri yang tinggi juga akan mengembangkan kepribadian yang kuat pada diri individu sehinga ia tidak mudah terpengaruh oleh situasi yang mengancam. Myers (1999), juga menjelaskan bahwa individu yang memiliki efikasi diri yang tinggi akan lebih tekun dalam bekerja, memiliki tingkat kecemasan yang rendah dan jarang merasa tertekan. Ia akan hidup secara lebih sehat, lebih fokus, dan meraih kesuksesan dalam bidang akademis.

Selanjutnya, Bandura (1994) menyatakan bahwa individu dengan efikasi diri yang rendah akan memandang buruknya prestasi sebagai akibat kelemahan kecerdasan otak yang tidak mungkin diperbaiki lagi. Pandangan yang pesimis ini membuat individu dengan efikasi diri yang rendah akan semakin kehilangan kepercayaan terhadap kapasitas dirinya.

Tinggalkan komentar